Dituding Tak Transparan, Sangadi Pangian Barat Angkat Bicara

KOTAMOBAGU – Aksi unjuk rasa sebagian warga Desa Pangian Barat, Kecamatan Passi Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), yang menuntut Sangadi (Kepala Desa), Evi Bukut, mundur dari jabatannya, mengundang perhatian publik dan memicu berbagai spekulasi. Menanggapi polemik tersebut, Evi akhirnya angkat bicara dan memberikan klarifikasi secara menyeluruh.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Evi Bukut menegaskan bahwa aksi protes yang terjadi tidak sepenuhnya beralasan kuat dan dipicu oleh isu internal yang seharusnya tidak dipolitisasi di ruang publik.
“Persoalan ini muncul karena pemerintah desa menerapkan sanksi adat terhadap pelanggaran norma, yakni kasus perselingkuhan. Denda adat yang dikenakan telah melalui kesepakatan bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat,” jelas Evi, Selasa (17/6/2025).
Menurutnya, penerapan denda adat adalah bagian dari kearifan lokal yang bertujuan menjaga nilai dan keharmonisan sosial di tengah masyarakat. Namun, hal ini justru dijadikan bahan kritik dan dipelintir menjadi isu ketidakpercayaan terhadap pemerintah desa.
“Mereka mempertanyakan penggunaan dana dari denda adat tersebut. Padahal dana itu digunakan untuk kepentingan umum, seperti pengecatan masjid dan kebutuhan desa lainnya. Semua dilakukan secara transparan,” tegasnya.
Evi juga membantah tudingan bahwa roda pemerintahan desa tidak berjalan. Ia menyebut semua kegiatan pembangunan dan pelayanan masyarakat rutin dipublikasikan melalui media sosial, khususnya Facebook, sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada publik.
“Setiap pembangunan saya update di Facebook. Itu bentuk keterbukaan saya. Saya ingin masyarakat tahu bahwa pemerintah desa tetap berjalan, dan pelayanan tetap maksimal,” ungkapnya.
Menanggapi adanya sebagian warga yang tidak menyukainya, Evi memilih bersikap bijak dan terbuka terhadap kritik.
“Dalam kepemimpinan itu biasa ada yang setuju dan ada yang tidak. Tapi saya tidak pernah membenci mereka. Mereka tetap warga saya, dan saya mencintai mereka,” ucapnya dengan nada tenang.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk menyudahi ketegangan dan kembali membangun desa bersama dalam suasana damai dan semangat gotong royong.
“Kalau ada hal yang perlu dikritik, mari kita duduk bersama. Saya terbuka untuk masukan. Yang penting niat kita sama, yaitu demi kemajuan Desa Pangian Barat,” tutupnya. (Lamk)

 

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.