
Desa Pontodon Timur Terpilih Jadi Lokasi Kajian Strategis 1000 HPK di Sulawesi Utara
KOTAMOBAGU – Camat Kotamobagu Utara, Mohammad Djunaidi Edo Mopobela membuka secara resmi kegiatan penyusunan policy brief Focus Group discussion (FGD) Implementasi kebijakan pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang bertempat di Desa Pontodon Timur, Rabu (25/6/2025).
Kegiatan ini diprakarsai oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Utara bekerja sama dengan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Manado, dan dilaksanakan hanya di dua desa terpilih di Sulawesi Utara, salah satunya adalah Desa Pontodon Timur di Kota Kotamobagu.
Dalam sambutannya, Camat Kotamobagu Utara, menyampaikan selamat datang kepada seluruh pimpinan dan jajaran BKKBN Provinsi Sulut dan Poltekkes Manado di Kota Kotamobagu khususnya Desa Pontodon Timur.
“selamat datang kepada Bapak Meldi beserta seluruh rombongan, Terima kasih atas kunjungannya, dari sekian desa yang ada di kota Kotamobagu pilihannya jatuh pada desa Pontodon timur,” ucap Edo.
Camat juga menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk membahas dan merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan anak dan penguatan peran pengasuhan di kota Kotamobagu, kecamatan Kotamobagu Utara khususnya di Desa Pontodon timur.
“Mari kita ikuti bersama kegiatan ini dan pada saatnya nanti ada kesempatan dalam menyampaikan masukan-masukan atau pertanyaan, usulan-usulan serta menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat lebih khusus anak-anak yang ada di wilayah kita,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan dari Poltekkes Manado yang juga menjadi ketua rombongan, Meldy E. Pascoal mengungkapkan bahwa saat ini Kota Kotamobagu mengalami kenaikan angka stunting berdasarkan data tahun 2025.
“Kota Kotamobagu yang tadi stabil stuntingnya pada tahun 2024 kini naik, dari angka 20,5 menjadi 23, 2 pada tahun 2025 ini, sebelum dilakukan di Pontodon timur kami sudah melaksanakannya di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara ada 5 daerah yang tadinya aman sekarang mengalami kenaikan jumlah stunting pada tahun 2025 ini dibanding pada tahun 2024,” ucap Meldy.
Meldy menegaskan bahwa kehadiran timnya di Pontodon Timur bukan hanya untuk memberikan informasi, melainkan untuk menggali akar persoalan stunting yang terjadi di lapangan melalui pendekatan partisipatif.
“Kehadiran kami disini yakni melakukan diskusi dengan para tokoh masyarakat, Agama, serta dinas-dinas terkait dalam hal berkaitan dengan penanganan stunting. Karena persoalan stunting ini bukan saja hanya menjadi persoalan pemerintah tetapi bagaimana kita memberdayakan tokoh agama, masyarakat, adat, lembaga-lembaga sosial yang ada di desa dan kelurahan untuk bersama-sama terlibat di penanganan masalah stunting,”ungkapnya.
“Kami datang untuk mencari akar masalah. Setelah ini, kami juga akan menemui Wali Kota Kotamobagu guna menyampaikan hasil dan maksud dari kajian ini agar menjadi perhatian pemerintah daerah. Harapan kami, dengan adanya keterlibatan aktif dari dinas terkait, camat, hingga Sangadi, maka data yang dikumpulkan akan lebih akurat dan dapat dijadikan dasar dalam menyusun kebijakan yang tepat,” ungkapnya.
“Kami datang bukan memberikan informasi terkait stunting tetapi kami mencari apa yang menjadi akar masalah, sehingga saat kami melakukan kajian – kajian kesehatan masyarakat dan anak ini akan dilaksanakan di desa Pontodon timur, kami juga akan bertemu dengan pak Wali kota untuk menyampaikan maksud ini agar menjadi perhatian pemerintah daerah,”tambahnya.
Diharapkan kajian ini untuk jangka panjang dengan membentuk focus group discussion untuk mencari apa solusinya, sehingga apa yang menjadi solusi itu akan kita terapkan di desa/kelurahan. Kami juga sangat berharap, dinas terkait, camat, Sangadi untuk dapat terlibat dalam diskusi ini, sehingga kami benar-benar mendapatkan data yang akurat.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi serta Tim Poltekkes Manado, Vera T harikedua, Muksin Pasambuna, Sangadi Pontodon Timur, Imelda Pasambuna, Dinas – Dinas Terkait, tokoh masyarakat, Tokoh Agama, lembaga adat, para kader dan Karang Taruna. (Lamk)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.