Kotamobagu Siap Ekspor Kakao ke Jepang, MoU Dijadwalkan Oktober 2025

KOTAMOBAGU — Wali Kota Kotamobagu, Weny Gaib menerima kunjungan, PT. Turkodom Indonesia yang bergerak di bidang investasi kakao, pada Kamis (11/9/2025).

Berbeda dari biasanya, pertemuan kali ini berlangsung di perkebunan Yantaton milik warga Kelurahan Pobundayan, Buchari Mokoagow. Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu dalam membuka peluang investasi baru untuk mendukung pembangunan daerah dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan, termasuk para petani kakao.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan petani kakao yang sempat hadir terkhusus kepada bapak Buchari Mokoagow yang telah menyediakan tempat dan terima kasih juga kepada ibu Cecilia dan Bapak Devi yang sudah jauh – jauh dari jakarta datang ke Kota Kotamobagu hanya untuk melihat langsung sekaligus menyampaikan beberapa hal terkait dengan kerja sama ini,” ucap Wali kota.

Lebih lanjut, Wali Kota mengungkapkan bahwa dirinya juga telah melakukan komunikasi langsung dengan CEO Y2 Blend LLC, Yumena Yasogawa, pemilik perusahaan asal Jepang yang akan menjadi pembeli kakao dari Kotamobagu.

“Beliau menginginkan kakao yang dibeli adalah kakao organik. Namun saya sampaikan, kondisi di lapangan masih campuran antara organik dan non-organik, meski sebagian besar memang masih non-organik,” jelasnya.

Menurut Wali Kota, Pemkot bersama para petani secara bertahap akan mendorong transisi menuju produksi organik. Bahkan, pada bulan Oktober mendatang, pihak investor dijadwalkan datang kembali ke Kotamobagu untuk memberikan edukasi dan pelatihan fermentasi kakao organik.

“Kami sangat berharap ke depan semua produksi kakao di Kotamobagu beralih ke organik. Apalagi sebentar lagi Pemkot dan investor dari Jepang akan menandatangani MoU sebagai bentuk kerja sama resmi. Ini tentu menjadi kebanggaan sekaligus peluang besar bagi daerah,” tandasnya.

Tak hanya kakao, Wali Kota juga menyebut adanya peluang lain yang sedang dilirik investor, yakni gula aren sebagai bahan pemanis cokelat. Namun, ia menegaskan bahwa semua transaksi harus mengutamakan integritas.

“kami juga menghimbau kepada para petani tolong dalam transaksi jual beli ini paling utama itu adalah kejujuran agar kerjasama ini bukan hanya jangka pendek namun jangka panjang,” Himbaunya.

Sementara Presiden Direktur PT Turkodom Indonesia, Cecilia Crista Tumini mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Y2 Blend LLC untuk memasok kakao ke Jepang. Ia menilai, Kotamobagu berpotensi besar menjadi pusat kakao organik.

“Maksud dan tujuan kami kesini yakni untuk memenuhi kebutuhan ekspor kakao ke jepang. Maka kami memohon dukungan dari Bapak Wali Kota beserta jajaran dan para petani kakao untuk ikut mensupport permintaan jepang yang sangat besar ini,” Jelas Cecilia.

Menurut Cecilia, Kotamobagu berpotensi besar menjadi gudang kakao organik. Namun, produk harus memenuhi standar ekspor, yakni melalui proses fermentasi.
Selain Jepang, peluang pasar kakao juga datang dari negara lain. Dubai membuka kesempatan pembelian hingga 100 ton kulit kakao kering, sementara Tiongkok membutuhkan pasokan kakao non-organik.

“Nanti tim kami dari Jakarta akan menjadwalkan untuk datang ke kota Kotamobagu untuk memberikan Edukasi bagaimana proses fermentasinya, pengolahan kulit luar dan kulit arinya dan untuk non organik pun tetap kami akan beli,” tutupnya.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh, Bupati Bolaang Mongondow, Yusra Alhabsyi, Marketing Consultant PT. Turkodom Indonesia, Devi Noviadi, Asisten II Setda Kotamobagu Adnan Masinae, Kepala Dinas Pertanian Kotamobagu Fenty Miftha, Camat Kotamobagu Selatan, Rinra Lamaka, Lurah Pobundayan, Andika Setiawan Paputungan serta para petani kakao. (Lamk)

 

 

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.