Tahun Ini, Target Prevalensi Stunting di Kotamobagu 15,42 Persen
KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) II dan rencana tindak lanjut hasil kajian analisa kasus stunting di hotel Sutan Raja Kotamobagu, Kamis (14/12/2023).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kotamobagu, Sofyan Mokoginta.
Sekda Sofyan Mokoginta menyampaikan bahwa pemerintah berharap penurunan angka prevalensi stunting.
“Baik pemerintah pusat, provinsi, dan daerah sangat berharap penurunan prevalensi itu dapat turun sangat signifikan. Tadi sudah disampaikan target Kotamobagu tahun 2023 sebesar 15 persen dari 22,9 persen dari angka tahun 2022,” ucap sekda
Lanjutnya dalam upaya penanganan stunting butuh upaya bersama serta kerja sama dari seluruh stakeholder yang terkait.
“Dari angka 22,9 persen ke 15 persen tentu ini adalah satu hal yang butuh upaya dan kerja keras bersama dan untuk prevalensi stunting secara keseluruhan untuk sulawesi Utara itu turun secara signifikan dan semoga data ini akan segera di publish,” ujarnya.
Sofyan mengakui dalam penanganan serta pencegahan stunting di Kotamobagu sudah lama dilaksanakan namun penanganannya belum secara bersama-sama baik dari lintas instansi, stakeholder terkait maupun dengan seluruh elemen masyarakat.
“Ketika kita bisa bersinergi dengan baik pencegahan, penanganan, pemberian informasi dan edukasi kepada masyarakat saya yakin dan percaya bahwa penurunan untuk prevalensi stunting di kota Kotamobagu ini akan sangat signifikan,” ungkapnya.
Ia pun berharap karena pentingnya kegiatan tersebut dimohon bagi peserta untuk mengikutinya secara serius serta secara bersama-sama dapat mengidentifikasi masalah maupun langkah apa yang akan diambil dalam pencegahan dan penanganan stunting di Kotamobagu.
“Lewat kegiatan Diseminasi ini kita dapat bersama-sama mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada di tengah-tengah upaya-upaya pencegahan dan penanganan ini dan kemudian kita bisa mengambil satu strategi rekomendasi langkah-langkah apa yang dibutuhkan dalam hal percepatan baik pencegahan maupun penanganan ini untuk bisa dilakukan secara bersama-sama,” harapnya
“Mohon untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius dan seksama sampai dengan kegiatan ini selesai, mengingat ini sangatlah penting dan strategis,” tambahnya
Sementara menurut Tino Tandayu Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Sulut dalam sambutanya menyampaikan bahwa target prevalensi stunting di kota Kotamobagu tahun 2023 adalah 15,42 persen.
“Mudah-mudahan pada tahun 2024 awal ketika dilaunching hasil SKI kota Kotamobagu mampu mencapai 15,42 persen,” ucap Tandayu
Ia pun berharap kota Kotamobagu menjadi leading atau yang terkemuka untuk penuntasan kasus stunting di provinsi Sulut.
“saya kira untuk tim pencegahan dan penanganan stunting kota Kotamobagu itu sungguh luar biasa maka saya berharap untuk tahun depan kota Kotamobagu menjadi percontohan bagi provinsi Sulawesi Utara,” harapnya
Senada disampaikan Kepala Dinas PP dan KB Kotamobagu Ahmad Yani Umar. Dijelaskannya dasar pelaksanaan mengacu pada undang-undang 52 tahun 2009 tentang kependudukan dan pembangunan keluarga, PP No. 72 tahun 2021 tentang penurunan stunting serta SK Wali Kota Kotamobagu No. 231 tentang penetapan lokasi khusus desa dan kelurahan penanggulangan stunting secara terintegrasi dan SK sekda kota Kotamobagu No. 48 tahun 2023 tentang tim audit kasus stunting Kotamobagu.
“Tujuan pelaksanaan AKS ini yakni mengidentifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, mengetahui penyebabnya resiko pada kelompok sasaran sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus serupa, menganalisis faktor terjadinya stunting sekaligus memberikan rekomendasi penanganan perbaikan tatalaksana kasus stunting,” ucap Yani
Turut hadir dalam kegiatan ini, Sekda Kotamobagu, Sofyan Mokoginta, Kepala BKKN Perwakilan Sulawesi Utara, Tino Tandayu serta perangkat daerah terkait, para pakar, TPK, kepala desa dan lurah yang menjadi Lokus serta PKB dan PLKB se Kotamobagu.(Abdul Marham)
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.