Purwakarta Tekan Angka Stunting Hingga 9,5 Persen, Menuju Bonus Demografi 2045

SSGI 2024: Angka Stunting di Purwakarta Turun dari 24 persen menjadi 14,5 persen

PURWAKARTA – Bonus demografi yang diproyeksikan akan dinikmati Indonesia pada 2045 akan sia-sia bahkan menjadi beban negara, jika stunting tidak dicegah dari sekarang. Data Bank Dunia juga menyebutkan bahwa stunting terbukti menyebabkan kerugian negara sebesar 2-3 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Oleh karena itu, stunting menjadi salahsatu fokus utama Pemprov Jabar dan Pemkab Purwakarta dalam pembangunan di sektor kesehatan. Hal yang saat ini sedang diupayakan adalah peningkatan kualitas data dan pendampingan keluarga. Selain itu perlu juga peningkatan pemantauan pertumbuhan sebagai bentuk deteksi dini sehingga masalah gizi dapat dicegah secepat mungkin.

Tahun ini, Kabupaten Purwakarta berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan. Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting turun dari 24% di tahun 2023 menjadi 14,5% di tahun 2024, atau penurunan sebesar 9,5%.

“Tahun ini, kita mendapatkan informasi berupa data hasil dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. Angka ini menunjukan adanya penurunan data stunting dari 24% menjadi 14,5%. Jadi angka penurunan angka stuntingnya, sekitar 9,5%,” ujar Sekda Purwakarta, Norman Nugraha, Selasa, 27 Mei 2025.

Norman juga menyampaikan apresiasi atas kolaborasi seluruh pihak, termasuk perangkat daerah, camat, kepala puskesmas, kepala desa, kader, dan masyarakat. Penurunan ini merupakan hasil kerja keras bersama dalam pembenahan manajemen dan intervensi langsung, terutama di wilayah Plered dan Maniis yang memiliki jumlah balita tinggi. Keberhasilan ini ditekankan berkat peningkatan sanitasi dan pola hidup sehat sejak dini.

Menurut Norman, penurunan angka stunting ini hampir merata di beberapa daerah di Jawa Barat. Ini tentu perlu menjadi perhatian bersama. Khususnya di Purwakarta, karena ini ada kaitannya dengan bonus demografi penduduk Indonesia. “Di Jawa Barat, jika dirata-ratakan, penurunan angka stunting mencapai 5,8%. Yaitu dari 21,7% pada 2023 menjadi 15,9% pada 2024,” kata Norman.

Lalu, pada agenda Aksi Perencanaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan Dalam Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Purwakarta Tahun 2025, Norman juga mengungkapkan bahwa, penanganan stunting telah menjadi tanggung jawab bersama untuk mempersiapkan generasi-generasi mendatang bisa betul-betul menjadi generasi yang produktif, generasi yang sehat, generasi yang cerdas.

“Agar bonus demografi itu betul-betul menjadi nilai tambah, menjadi manfaat tersendiri bagi bangsa dan negara kita Indonesia. Karena tidak semua negara mempunyai momentum seperti itu, angkatan kerja yang tinggi,” tuturnya.

Ke depan, Purwakarta bahkan secara umum Indonesia, memerlukan angkatan kerja yang produktif, sebagai inti dari bonus demografi.

“Dan lebih daripada itu, ini juga ada kaitannya dengan bagaimana upaya-upaya mewujudkan Indonesia Emas di 2045. Karena pada 2045 nanti Indonesia akan berusia 100 tahun dan diharapkan Indonesia sudah bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan negara-negara adidaya di dunia lainnya,” ujarnya.

Norman juga mengungkapkan, jika generasi muda Indonesia tidak produktif, tidak sehat, tidak cerdas, tentu akan menjadi persoalan tersendiri. “Dalam kaitan itu dengan kita di Purwakarta, sebenarnya kita sudah punya mekanisme bagaimana kita menangani stunting. Karena stunting merupakan isu saat ini tidak hanya secara lokal, tapi juga secara nasional,” ujarnya.

Atas nama Bupati Purwakarta, Norman juga mengungkapkan apresiasi dan terimakasih kepada semua jajaran Pemkab Purwakarta terlebih Dinas Kesehatan yang telah bekerja dengan baik dalam penanganan masalah stunting di Kabupaten Purwakarta. “Kami ucapkan apresiasi dan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penanganan masalah stunting,” kata Norman.

Norman memastikan jajarannya akan terus berupaya menekan angka stunting di wilayah Kabupaten Purwakarta. “Yang sudah terdampak betul-betul bisa dikurangi, yang potensi terdampak betul-betul bisa dicegah,” demikian Norman Nugraha. (Abdullah)

 

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.